Selasa, 23 November 2010

pengertian ilmu sosial dasar


Pengertian Ilmu Sosial Dasar


Ilmu social dasar ( ISD ) adalah ilmu pengetahuan yang menelaah masalah – masalah sosial yang timbul dan berkembang, khususnya yang diwujudkan oleh warga Indonesia dengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial.

Genuk apik primula
15609683/2SA01
1.    Pengertian Sosiologi adalah Sosiologi merupakan hasil pemikiran yang biasanya bersumber dari fakta-fakta atau kejadian-kejadian yang ada dalam masyarakat

2.    Sosiologi dikategorikan dalam kelompok ilmu sosial karena umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya. 

3.    Perbedaan bahasan antara sosiologi dengan ekonomi atau ilmu politik yaitu

•    Sosiologi membahas tentang masyarakat

•    Segi-segi khusus yang dibahas dalam sosiologi misalnya sosiologi mempelajari segi ekonominya dan unsur kemasyarakatan secara keseluruhan.

•    Ilmu politik membahas dan mempelajari ilmu yang menyangkut soal kekuasaan. Dan ilmu sosiologi ini memusatkan perhatiannya kepada masyarakat yang bersifat umum (dalam sosial usaha agar mendpat kekuasaannya).

4.    Empat sifat dari ilmu pengetahuan adalah

•    Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.

•    Metodis. adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.

•    Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.

•    Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180ยบ. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula. 

5.  Masyarakat yang menjadi objek sosiologi dilihat dari memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. 

6.     Ciri-ciri pokok dari masyarakat 

a.       Ada sistem tindakan utama.

b.      Saling setia pada sistem tindakan utama.

c.       Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.

d.      Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi manusia. 


7.      1. Metode Kualitatif  Metode ini mengutamakan cara kerja dengan menjabarkan data yang diperoleh. Metode ini dipakai apabila data hasil penelitian tidak dapat diukur dengan angka atau dengan ukuran lain yang bersifat eksak. Istilah penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Contohnya penelitian tentang kehidupan, riwayat, dan perilaku seseorang, di samping juga tentang peranan organisasi, pergerakan sosial, atau hubungan timbal balik. Sebagian datanya dapat dihitung sebagaimana data sensus, namun analisisnya bersifat kualitatif   

2. Metode Kuantitatif  Metode ini digunakan dalam penelitian yang analisis datanya mengutamakan keterangan berdasarkan angka-angka. Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode ini adalah survei dan eksperimen. Gejala yang diteliti diukur dengan skala, indeks, tabel, atau formula-formula tertentu yang cenderung menggunakan uji statistik.    

8.   Metode fungsionalisme adalah metode yang bertujuan untuk meneliti fungsi lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat. Metode ini memiliki gagasan pokok bahwa unsur-unsur yang membentuk masyarakat mempunyai hubungan timbal balik yang saling memengaruhi dan masing-masing mempunyai fungsi tersendiri dalam masyarakat.   

Genuk apik primula 15609683/2SA01

kesetiakawanan dalam bencana alam

kesetiakawanan sosial dalam bencana alam
Kesetiakawanan social dalam bencana alam

Rupanya ujian bagi bangsa ini masih berkelanjutan. Cobaan beruntun seperti tidak ada habisnya, bencana alam, seperti banjir terjadi di mana-mana dan ternyata bukan monopoli Jakarta saja. Tanah longsor sampai gempa bumi yang meluluh-lantahkan tanah sorong (papua). Belum lagi cobaan deraan krisis ekonomi, yang mulai sekarang sudah mulai dirasakan akibatnya dan diperkirakan dua-tiga bulan mendatang akan lebih memprihatinkan lagi. Ujian dan cobaan yang tampak akan semakin meningkatkan kemiskinan dan pengangguran di negeri yang kita cintai ini, seyogyanya harus disikapi dengan sungguh-sungguh oleh seluruh komponen bangsa; baik itu pemerintah, masyarakat, dan kita sendiri.
Ujian dan cobaan memang berat dan terasa akan lebih berat lagi apabila kita harus menanggung beban sendirian. Mungkin ada sebagian di antara kita telah terpola dalam pemikiran ’kesendirian’, individualistik. Di jaman mordernisasi dan globalisasi ini kecenderungan untuk bersikap individualistik hampir dirasakan sebagai suatu kewajaran, terutama di kota-kota besar. Hubungan antara sesama disekat dan dikotak-kotakan oleh kepentingan; di mana kepedulian dan uluran tangan terhadap sesama baru akan muncul dan dibutuhkan bersamaan dengan tuntutan atas kepentingan. Jika tidak berimbal kepentingan maka sentuhan kepedulian pun menjauh. Tidak sedikit yang telah lupa maknawi semboyan bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Tidak sedikit pula yang khilaf pada nilai dan kepribadian bangsa kita, semangat senasib sepenanggungan, perasaan bersama dan gotong royong. Nilai yang kemudian kita kenal dengan rasa kesetiakawanan sosial dan atau solidaritas.
Mungkin sudah saatnya kita merenungkan rasa sosial, kodrat kita sebagai bagian kecil dari kelompok yang lebih besar, yaitu peradaban keluarga, masyarakat, bangsa dan terlebih mahluk yang bernama manusia. Simpati dan empati sebagai perwujudan rasa kesetiakawanan sosial perlu terus menerus dihidupkan dalam sanubari, ditularkan dan ditanamkan pada anak-anak kita, keluarga dan handai taulan kita untuk kemudian dijalin secara bersama. Demikian pula bagi elite politik dan tokoh masyarakat untuk tidak bosan memberi contoh tauladan. Sungguh turut gembira melihat keberhasilan sebagian (kecil) saudara-saudara kita atas kebelebihan materi hasil jerih payahnya sehingga mampu meluapkan kegembiraan akhir tahun dengan memenuhi tempat peristirahatan yang bagi sebagian orang hanya merupakan angan-angan dan mimpi. Kita pun senang melihat kendaraan mengular memenuhi kepadatan jalan raya, yang mungkin kita bisa tafsirkan sebagai indikator kesejahteraan sebagian dari kita. Kita pun sukacita meski diiringi perasaan cukup terperangah mendengar gaya hidup anak muda (di kota-kota besar, khususnya Jakarta) menghabiskan biaya berpuluh lipat dari indikator penghasilan kemiskinan hanya untuk rehat menghilangkan kepenatan mengunjungi pub atau sejenisnya. Namun rasanya akan lebih membanggakan apabila sebagian saudara-saudara kita itu mau mengekspresikan ketulusan hati untuk memahami kondisi saat ini, kalaupun masih belum dapat mengulurkan tangan untuk membantu maka alangkah elok jika dapat menahan diri atas kelebihan materinya sebagai wujud simpati dan empati kepada saudara-saudara yang masih belum dapat melepaskan diri dari belenggu keprihatinan.
Kita berharap kesetiakawanan sosial bukan sekedar retorika, ekspresi sesaat, seremonial atau menjadi hal yang sering kita dengungkan dan mudah diucapkan namun begitu susah untuk kita laksanakan. Rasa kesetiakawanan sosial sangat kita butuhkan sebagai perekat bersama dalam mengurangi kesenjangan sosial dan mengatasi permasalahan bangsa. Mari kita asah terus kepekaan sosial untuk kemajuan bersama. Dan sejarah negeri merdeka ini sudah membuktikannya.
Hal yang sama juga di bahas oleh wakil presiden saat berada di Tokyo. Wapres menyampaikan hal tersebut saat bertemu dan bersilaturahim dengan masyarakat Indonesia yang tinggal di Jepang di Sekolah Indonesia Tokyo, Minggu malam waktu setempat.
“Akhir-akhir ini kita menghadapi peristiwa yang tidak menggembirakan, namun masyarakat kita teguh saat menghadapi musibah. Tapi kita bisa baca dan dengar bahwa kesetiakawanan masih hidup, dengan masa modern kesetiakawanan masih hidup,” kata Wapres.
Dijelaskannya, musibah bencana alam yang melanda beberapa wilayah di Tanah Air baru-baru ini di sisi lain bisa memperlihatkan bahwa kesetiakawanan dan rasa ingin membantu sesama masih lekat.
“Mereka yang punya tugas untuk menangani, ada juga relawan yang menyediakan diri dan waktunya bahkan ada yang meninggal untuk selamatkan warga masyarakat, saudaranya,” kata Boediono.
Rasa kesetiakawanan juga diperlihatkan, masih menurut Wapres, ketika warga yang rumahnya tidak terkena dampak bencana alam memberikan rumah penampungan sementara.
“Memang ada berita yang tidak terlalu baik dari segi dampak dan akibat bencana. Namun bencana ini juga membuktikan bahwa kesetiakawanan masih ada, mereka tidak berkomentar namun bekerja secara luar biasa,” tegasnya.
Wapres mengatakan, musibah yang hampir beruntun terjadi tersebut hendaknya tidak membuat masyarakat putus asa.
Ia memaparkan Indonesia yang memang terletak di daerah yang rawan bencana telah dibuktikan oleh nenek moyang bangsa ini bahwa dengan keinginan yang kuat maka dapat bertahan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada.
Dijelaskannya, pemerintah sudah memberikan yang terbaik dari yang mampu dilakukan untuk menangani bencana alam tersebut.
Masih terjadi
Dalam kesempatan itu, Wapres mengatakan berdasarkan penelaahan sejumlah ahli, aktivitas gunung Merapi di Daerah Istemewa Yogyakarta masih terjadi dan diharapkan tidak lebih besar dari sebelumnya.
“Kita mengharapkan bila sudah stabil maka pemerintah akan menyiapkan proses rekonstruksi dan rehabilitasi dengan program yang terencana,” paparnya.
Sementara itu untuk penanganan pascabencana di Mentawai, Sumatera Barat, Wapres mengatakan sudah mencapai tahap akhir untuk tanggap darurat dan tengah disiapkan cetak biru rehabilitasi dan rekonstruksi di kawasan tersebut.
“Kita mengharapkan cetak biru ini dapat memberikan tingkat keselamatan yang lebih baik. Wasior juga demikian dan tengah dalam tahap penyelesaian, prinsipnya akan dibangun dengan tata ruang yang benar,” kata Boediono.
Cetak biru yang dimaksud, tambah Wapres, mencakup juga menghidupkan kembali sektor ekonomi dan sosial.
Silaturahmi yang dihadiri sekitar 200 warga Indonesia di Tokyo tersebut dihadiri juga oleh Ibu Herawati Boediono, Duber RI untuk Jepang Muhammad Luthfi, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Mendag Mari Elka Pangestu, Menperin MS Hidayat, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana.
Menurut M Luthfi, di Jepang terdapat 29.000 WNI atau setara dengan jumlah WNI di Korea Selatan. Dari jumlah tersebut 2.850 diantaranya mahasiswa dan ditargetkan dalam beberapa tahun ke depan mahasiswa Indonesia di Jepang bisa mencapai 5.000 orang.
Masih menurutnya, ada pula warga Indonesia yang memiliki kontrak kerja di Jepang sebanyak 5.786 orang diberbagai bidang, yang terbaru adalah di bidang perawat kesehatan.
Sejumlah BUMN juga memiliki kantor perwakilan antara lain Garuda Indonesia, Pertamina, Bank BNI dan PT Aneka Tambang. Bank Indonesia juga memiliki perwakilan di Jepang.
Dan adapun aksi yang dapat kita lakukan sebagai wujud dari kesetiakawanan adalah :
1. Mengumpulkan Sumbangan Sosial
Ada yang berupa kotak amal, dompet peduli, rekening sosial, dan yang lainnya untuk mengumpulkan sumbangan dana, uang atau barang
2. Membentuk Posko Peduli Sosial
Pos komando (posko), pos terpadu, dan pos lainnya dibangun, seringkali bersamaan saat ada musibah pribadi atau bencana massal
3. Mengadakan Bhakti Sosial
Kegiatan bhakti sosial kesehatan seperti ini sudah sering dilaksanakan oleh berbagai organisasi sosial masyarakat, saat hari perayaan tertentu, apalagi ketika ada bencana alam.
4. Menggalang Dukungan Sosial
Membubuhkan tanda tangan, mengumpulkan koin keadilan, memasang spanduk informasi, melakukan aksi demo damai, sebagai wujud kebersamaan.
5. Memanfaatkan Situs Jejaring Sosial
Dunia teknologi informasi sedang ngetrend dimaanfaatkan, melalui situs jejaring sosial pertemanan, FaceBook atau Twitter, untuk mendukung kebersamaan terhadap kasus khusus yang menimpa pejabat publik (kasus pimpinan KPK Bibit-Chandra), tokoh politik, artis selebritis (kasus Luna Maya) atau masyarakat awam biasa (kasus Prita Mulyasari).
Selamat Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN), yang peringatannya setiap tanggal 20 Desember. Segala momentum peristiwa apapun baik secara pribadi maupun ada kejadian bersama yang bisa menggugah hati, semoga menumbuhkan semangat menggalang kesetiakawanan sosial nasional. Suatu semangat bersama untuk saling bantu membantu, dan bahu membahu, dalam membangun bangsa dan negara tercinta, menuju kemajuan dan kesejahteraan bersama.

 Genuk apik primula
15609683 / 2SA01